Kabupaten Sanggau melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disperindagkop dan UM) Sanggau mengembangkan Produk Unggulan Daerah (PUD) Sanggau.
“Sementara saya petakan itu ada 11 yaitu Bakso, madu, merke, minyak wijen, kerajinan mengkiang, gula aren, keripik singkong, tahu dan tempe, lada, lempok,” kata Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian Disperindagkop dan UM Kabupaten Sanggau, Sylverster Roy, belum lama ini.
Disebut unggulan, kata Roy, lantaran lebih terjamin keberlanjutannya. Jangan sampai produk unggulan, namun tak ada keberlanjutan produksinya. Hal ini yang menurut Roy berbeda dengan daerah lain.
“Di kabupaten tetangga masalah legalitas, kontinuitas nomor dua. Yang penting unik. Seperti kerupuk basah, kan tidak setiap saat bikin, tapi local wisdom-nya kuat. Jadi saya membuat kontinuitas dan punya legalitas. NIB, izin edar, label halal. Halal saja hampir semua punya. Jadi kita itu UMKM yang paling banyak dibantu terkait sertifikasi halal dan perizinan. Beda di tempat lain. Kita juga mendampingi dan bebas biaya,” beber Roy.
Ia menjelaskan, jika pendekatannya adalah pasar, bakso merupakan produk paling unggul dan paling besar. Segala perizinannya pun sudah lengkap termasuk dari BP POM maupun sertifikasi halal.
“Tapi kalau kita pendekatannya local pride, gula aren. Tapi harganya mahal. Untuk kita ekspor ke luar tidak masuk. Daerah Kulon Progo itu setengah dari harga kita. Tapi tergantung kita sudut pandangnya,” jelas Roy.
“Itu yang memilih dari provinsi, gubernur. Sebagian berpendapat kita mendekatkan diri dengan pasar, sebagian lagi kita mendekatkan ke local pride-nya. Masalahnya kalau local pride, pasarannya begitu-begitu saja,” sambungnya.
Sumber: Kabar Sanggau