Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengungkapkan bahwa konsumsi belanja masyarakat pada April tahun ini masih lebih kecil dibandingkan dengan konsumsi belanja pada April tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan oleh panjangnya masa liburan yang membuat konsumen lebih memilih menghabiskan uangnya pada sektor transportasi untuk mengunjungi keluarganya di kampung halaman.
“Di bulan April kemarin memang tidak sama dengan April tahun lalu, karena memang kita lihat bahwa panjangnya masa liburan itu membuat konsumen akhirnya spending money ke transportasi dan juga silaturahmi, di keluarga, jalan-jalan. Konsumsi akhirnya tidak seperti tahun lalu,” kata Roy saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Faktor yang kedua, lanjutnya, ada fenomena dimana masyarakat juga masih menahan belanja. Sebab, melihat situasi yang belum kondusif, masih penuh dengan challenging atau tantangan global.
“Kemudian kita tahu bahwa inflasi juga masih up and down, walaupun kita moderate sudah ya inflasinya karena tightening money, jadi beberapa hal tersebut itu yang membuat akhirnya kita melihat di tahun lalu lebih tinggi daripada tahun ini, untuk kontribusi konsumsi di ritel,” jelasnya.
Lebih lanjut, Roy optimistis saat pesta demokrasi, khususnya di bulan Agustus-September konsumsi belanja masyarakat akan meningkat.
“Tentunya kan perlu ada belanja-belanja ekstra buat konstituen, namanya pesta, pesta itu nggak ada yang tidak meriah. Nah Itu kita harapkan akan naik, sampai akhir tahun HBKN (hari besar keagamaan nasional) juga akan naik,” kata Roy.
“Jadi Kita prediksi ketika pertumbuhan ekonomi di Indonesia diprediksi lebih rendah sedikit tahun ini dari tahun lalu, tahun lalu 5,37% tahun ini diprediksi antara 5 sampai 5,1%, maka ritel akan bertumbuh tahun ini sedikit lebih rendah dari tahun lalu. Kalau tahun lalu kita bisa dapat angka sekitar 4 %sampai 4,2% mungkin kita di angka 3,7% atau 3,8% di tahun ini,” lanjut dia.