• Latest
  • Trending
Demi Orangutan, Arungi Sungai Sewarna “Coca Cola” di Punggualas

Demi Orangutan, Arungi Sungai Sewarna “Coca Cola” di Punggualas

November 19, 2019
Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

December 19, 2020
Kelestarian Hutan Lindung Gunung Rajabasa Jaga Pasokan Air Bersih

Kelestarian Hutan Lindung Gunung Rajabasa Jaga Pasokan Air Bersih

November 20, 2020
BPDASHL Indragiri Rokan Libatkan Masyarakat Bangun Konservasi Tanah dan Air

BPDASHL Indragiri Rokan Libatkan Masyarakat Bangun Konservasi Tanah dan Air

November 20, 2020
Rekayasa Hayati Cara Warga Lamsel Cegah Kerusakan Lingkungan DAS

Rekayasa Hayati Cara Warga Lamsel Cegah Kerusakan Lingkungan DAS

November 19, 2020
Pemerintah Soroti 3 Isu Utama Bangun Ekonomi Berkelanjutan di Sektor Kehutanan

Pemerintah Soroti 3 Isu Utama Bangun Ekonomi Berkelanjutan di Sektor Kehutanan

November 19, 2020
Peduli Lingkungan dan Keberlangsungan Alam di Kaltim, PPU Dukung Program Carbon Fund

Peduli Lingkungan dan Keberlangsungan Alam di Kaltim, PPU Dukung Program Carbon Fund

November 18, 2020
Mentan Syahrul Optimis Food Estate Tidak Ulangi Kegagalan Sebelumnya

Mentan Syahrul Optimis Food Estate Tidak Ulangi Kegagalan Sebelumnya

November 18, 2020
Melalui Budikdamber, Sandiaga Ajak Warga Peduli Lingkungan Sejak Dini

Melalui Budikdamber, Sandiaga Ajak Warga Peduli Lingkungan Sejak Dini

November 17, 2020
Komitmen NDPE, Wilmar Dorong Pemasok Lindungi Ekosistem Leuser

Komitmen NDPE, Wilmar Dorong Pemasok Lindungi Ekosistem Leuser

November 17, 2020
Di Tengah Dugaan Pembakaran Hutan Papua, Pemerintah: Tak Ada Trade Off Ekonomi dengan Lingkungan

Di Tengah Dugaan Pembakaran Hutan Papua, Pemerintah: Tak Ada Trade Off Ekonomi dengan Lingkungan

November 16, 2020
Beleid Percepatan Pemulihan Lingkungan Akibat Tambang Disiapkan

Beleid Percepatan Pemulihan Lingkungan Akibat Tambang Disiapkan

November 15, 2020
Rehabilitasi Hutan Ijen di Tengah Pandemi

Rehabilitasi Hutan Ijen di Tengah Pandemi

November 14, 2020
Kalimantan Berita
No Result
View All Result
  • Indonesia
  • World
    • Africa
    • Asia
      • China
      • North Korea
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Democracy
      • Free Speech
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health & Fitness
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports
Wednesday, January 27, 2021
  • Indonesia
  • World
    • Africa
    • Asia
      • China
      • North Korea
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Democracy
      • Free Speech
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health & Fitness
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports
No Result
View All Result
Kalimantan Berita
No Result
View All Result

Demi Orangutan, Arungi Sungai Sewarna “Coca Cola” di Punggualas

November 19, 2019
in Business, Climate Change, Destination, Economy, Endangered Species, Environment, Featured, Indonesia, Infrastruktur, Kalimantan, Kalimantan Tengah, Lingkungan, News, opini, Travel, Wildlife
0
Home Business
Post Views: 30

 

Tak ada akar, rotan pun jadi. Pepatah ini berlaku di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah. Ini bukan urusan jadi penyintas di rimba liar, tapi bila tak menemukan orangutan, trekking di hutan gambut memberi kesenangan yang lain.

Meskipun terdapat sekitar 6.000 orangutan liar di Taman Nasional Sebangau, menemukan mereka bukan perkara gampang. Pasalnya, taman nasional tersebut, bukan penangkaran orangutan namun habitat asli mereka.

Di dalam hutan gambut itu, mereka hidup damai tanpa intervesi dari manusia sedikit pun. Mereka jarang sekali berinteraksi dengan manusia. Walhasil, untuk dapat melihat orang-orangutan itu diperlukan keberuntungan. Saat TEMPO menyambangi Taman Nasional Sebangau, tak satupun orangutan yang menampakkan diri.

RelatedPosts

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

Air Terjun Sungai Cina Butun, “Surga” Tersembunyi di Desa Umpang

Kepedulian Terhadap Kelestarian Lingkungan di Seruyan Masih Rendah

Tim Gabungan Selamatkan Satu Orangutan Jantan di Ketapang

Triputro Agro Persada-YKAN Sinergi Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan

Suasana di tengah hutan gambut Taman Nasional Sebangau. Perjalanan menyusuri sungai Punggualas, Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah. TEMPO/Chitra Paramaesti.

Sebagai destinasi wisata minat khusus, menjangkau Taman Nasional Sebangau merupakan petualangan tersendiri. Berangkat dari Kota Palangkaraya dengan mobil, dibutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk sampai di Pelabuhan Kereng Pakahi. Wisatawan langsung berhadapan dengan jalanan yang tak mulus: banyak kelokan tajam, lubang besar, hingga jalanan bergelombang yang harus dilalui.

Sepanjang perjalanan, hutan gambut seperti tak berujung. Pemandangan sisa kebaran hutan pada bulan September lalu, juga masih terlihat jelas. Ada sebagian wilayah berwarna hijau oleh tumbuhan, ada pula pemandangan menyedihkan dari sisa-sisa pohon terbakar dan ranting kering yang menghampar.

Ketika keluar dari Kota Palangkaraya, sinyal mulai sulit dan mati total sesampai di Pelabuhan Kereng Pakahi. Selamat tinggal peradaban, saatnya berpetualang.

Jalur trekking hutan gambut Taman Nasional Sebangau, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. TEMPO/Chitra Paramaesti.

Dari pelabuhan Kereng Pakahi, dimulailah perjalanan menyusuri Sungai Kantingan. Untuk ukuran Kalimantan, Sungai Kantingan bukan termasuk sungai yang besar. Sungai selebar 200 meter itu berair cokelat karena endapan lumpur. Sekitar 30 menit, kapal motor cepat kami yang berpenumpang 15 orang, sampai di pertemuan dengan Sungai Punggualas.

Sungai Punggualas mudah dikenali. Ditandai dengan air yang berwarna merah kecokelatan – kira-kira seperti Coca Cola — karena kandungan senyawa asam humus yang cukup tinggi dari pembusukan tanaman di hutan gambut. Berbeda dengan hulu Sungai Kantingan yang berwarna cokelat karena lumpur. Perjalanan selanjutnya dilakukan dengan berjalan kaki atau trekking menembus hutan gambut.

Trekking jadi pilihan di saat debit air menyusut, terutama saat musim kemarau. Sejatinya, penelusuran hutan gambut bisa menggunakan sampan atau perahu kecil sejak bertemu Sungai Punggualas. Tapi, trekking ataupun menggunakan sampan, sama asyiknya. Pasalnya, meskipun berjalan kaki beberapa kilometer, rute yang dilalui cukup landau. Pepohonan yang rindang, membuat udara cukup sejuk meskipun berjalan kaki di siang bolong.

Jalur trekking di tengah hutan gambut Taman Nasional Sebangau, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Jalur tersebut digenangi air gambut dengan kedalaman 50 cm. TEMPO/Chitra Paramaesti.

Walaupun jalurnya landai, bukan berarti perjalanan tak menemui rintangan. Jika melewati bagian hutan yang basah, pengunjung harus menggunakan titian kayu selabar dua tapak orang dewasa. Bila tak hati-hati, Anda bisa terjatuh di genangan air Coca Cola itu.

Dibutuhkan waktu sekitar setengah hingga satu jam untuk sampai di dermaga, tempat penginapan yang dibangun oleh Badan Restorasi Gambut. Dari dermaga tersebut, perjalanan dilanjutkan dengan kapal kelotok dikarenakan debit airnya cukup tinggi dibandingkan di hulu. Atau jika memang menyukai trekking, perjalanan bisa terus berlanjut dengan risiko perjalanan jadi lebih lama.

Dari atas kapal kelotok, pemandangan hutan gambut kian menakjubkan. Hutan yang damai itu mempersembahkan nyanyian burung dan serangga. Saling bersahutan menciptakan suasana yang menenangkan. Apalagi pepohonan yang rimbun melapangkan paru-paru. Udara begitu bersih.

Sulaiman (50) salah satu anggota simpul wisata Taman Nasional Sebangau. TEMPO/Chitra Paramaesti.

Perjalanan menggunakan perahu kelotok ini membutuhkan waktu sekitar 20 menit, hingga sampai di perkemahan Punggualas. Tentu, berkemah di hutan gambut tak menggunakan tenda. Demi keamanan, kami menginap di rumah panggung yang dibangun di pinggir sungai. Tempat tersebut juga digunakan untuk pusat penelitian Taman Nasional Sebagau.

Dari Camp Punggualas perjalanan dapat dilanjutkan ke Danau Punggualas, ataupun menelusuri jejak orang utan. Jika betuntung, orang utan suka muncul di sekitaran camp. Bila belum bersua primata besar ini, dan masih penasaran, Anda harus menjelajahi hutan gambut lebih dalam.

Mengamati orangutan menjadi daya tarik tersendiri di Taman Nasional Sebangau. Namun, pengunjung sangat dibatasi untuk menjaga ekosistem. Kepala Taman Nasional Sebangau Andi Muhammad Kadhafi mengatakan kawasan ini boleh dikunjungi 10 orang per hari.

Untuk menerabas hutan lebih dalam, wisatawan bisa berhubungan dengan Simpul Wisata Desa Kantingan. Mereka menyediakan penginapan di camp, pemandu, juru masak, hingga transportasi sungai untuk memasuki kawasan hutan gambut. Untuk menjelajahi rimba gambut itu, mereka mematok biaya Rp2 juta-3 juta untuk dua orang, untuk pengalaman menginap di hutan semalam.

Wisatawan menuju camp Punggualas untuk bermalam di Taman Nasional Sebangau, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. TEMPO/Chitra Paramaesti.

Sayangnya, untuk pemesanan tur seperti ini belum dapat dilakukan secara online. Anggota simpul wisata desa Kantingan masih berproses untuk mengembangkan ekowisata ini.

 

Source :
Tempo
Tags: Hutan GambutKalimantan TengahOrangutanpunggualasSungai KantinganTaman Nasional SebangautrekkingWisatawan

Related Posts

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia
Environment

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

December 19, 2020
Kelestarian Hutan Lindung Gunung Rajabasa Jaga Pasokan Air Bersih
Environment

Kelestarian Hutan Lindung Gunung Rajabasa Jaga Pasokan Air Bersih

November 20, 2020
BPDASHL Indragiri Rokan Libatkan Masyarakat Bangun Konservasi Tanah dan Air
Environment

BPDASHL Indragiri Rokan Libatkan Masyarakat Bangun Konservasi Tanah dan Air

November 20, 2020
Rekayasa Hayati Cara Warga Lamsel Cegah Kerusakan Lingkungan DAS
Environment

Rekayasa Hayati Cara Warga Lamsel Cegah Kerusakan Lingkungan DAS

November 19, 2020
Pemerintah Soroti 3 Isu Utama Bangun Ekonomi Berkelanjutan di Sektor Kehutanan
Environment

Pemerintah Soroti 3 Isu Utama Bangun Ekonomi Berkelanjutan di Sektor Kehutanan

November 19, 2020
Next Post
Bupati Kayong Utara Kalimantan Barat Belajar ke Banyuwangi

Bupati Kayong Utara Kalimantan Barat Belajar ke Banyuwangi

Translate

Our Latest Podcasts

  • No items

Popular Post

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia
Environment

Detik-detik Kepulangan 11 Orangutan ke Indonesia, Usai Diselamatkan dari Penyelundupan di Thailand dan Malaysia

December 19, 2020
0

  Sebanyak 11 orangutan Sumatera (Pongo abelii) korban perdagangan satwa liar dari Thailand dan Malaysia dipulangkan ke Indonesia pada Kamis...

Read more
Nasib Kebun Binatang yang Ganggu Pembangunan Jalan Tol Balikpapan

Nasib Kebun Binatang yang Ganggu Pembangunan Jalan Tol Balikpapan

April 14, 2017
Heboh Soal Djarot Diteriaki Usai Shalat Jumat, Ini Tanggapan Sandi

Heboh Soal Djarot Diteriaki Usai Shalat Jumat, Ini Tanggapan Sandi

April 15, 2017
Di Kalimantan Ada Tradisi Unik Paskah, Peziarah Bermalam di Pemakaman

Di Kalimantan Ada Tradisi Unik Paskah, Peziarah Bermalam di Pemakaman

April 16, 2017
Kaltara Sambut Baik Investasi Perumahan dengan Harga Terjangkau

Kaltara Sambut Baik Investasi Perumahan dengan Harga Terjangkau

April 22, 2017
  • About Us
  • Terms and Conditions
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Creative Commons
  • Contact Us

Topics

Follow Us

About Us

Kalimantanberita.com is part of Kalimantan Berita Media Group LLC, which delivers daily news around the globe.

© 2012 Kalimantan Berita

No Result
View All Result
  • Indonesia
  • World
    • Africa
    • Asia
      • China
      • North Korea
    • Canada
    • Europe
    • Latin America
    • Middle East
    • Russia
    • United Kingdom
    • United States
  • National Security
    • Cyber Security
    • Military
    • Politics
      • Democracy
      • Free Speech
    • Terrorism
  • Business
    • Economy
    • Free Market
  • Science
    • Technology
  • Culture
    • Art
    • Books & Literature
    • Food & Drink
    • Health & Fitness
    • History
    • Movies & TV
    • Music
    • Privacy
    • Religion
    • Travel
    • Women & Children
  • Environment
    • Climate Change
    • Endangered Species
    • Wildlife
  • Sports
    • Auto Racing
    • Cycling
    • Football
    • Golf
    • Olympics
    • Tennis
    • Water Sports

© 2012 Kalimantan Berita