Indonesia mengharapkan ekspor produk perikanan ke China dapat terus meningkat seiring tren pertumbuhan tahun lalu yang cukup menjanjikan.
China dinilai memiliki potensi pasar produk perikanan yang makin besar.
Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Sakti Wahyu Trenggono dalam upacara pelepasan ekspor 234 ton produk perikanan dari fasilitas penyimpanan beku (cold storage) di Jakarta Utara pada Kamis (9/11).
Nilai ekspornya sekitar Rp18,7 miliar oleh pembeli dari China, Fujian Changshun Investment Development.
Namun, Indonesia hanya berada di posisi ke-8 sebagai pemasok terbesar produk perikanan ke China, jauh di bawah Ekuador, Rusia, dan Vietnam.
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia tetap optimistis karena pertumbuhan nilai ekspor ke China tahun lalu nyaris menyentuh 30 persen.
“Pertumbuhan ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk terus meningkatkan ekspor ke China,” ujar Sakti dalam keterangan tertulis.
Dia juga menyinggung potensi permintaan yang besar dari pasar China terhadap produk perikanan.
Mengutip data International Trade Statistics, China menjadi pengimpor terbesar kedua dunia untuk produk perikanan.
Nilai impornya pada tahun lalu mencapai 23,5 miliar dolar Amerika Serikat, dan sebagian besar produk lautnya berupa udang, tepung ikan, lobster, hingga cumi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI mencatat nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke China sepanjang Januari-September 2023 mencapai 790 juta dolar AS.
Ekspor tersebut didominasi rumput laut yang berkontribusi hampir sepertiganya, disusul cumi, sotong, gurita, dan udang.
Beberapa komoditas perikanan yang mengalami tren ekspor positif ke China di antaranya adalah cumi-sotong-gurita, udang, layur-gulama, bawal, tuna-cakalang, ikan hias, ubur-ubur, dan bandeng.
Sumber: Antara