Laporan intel Amerika Serikat (AS) pada Rabu (8/3/2023) mengatakan, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kemungkinan akan melakukan uji coba nuklir lagi.
Uji coba nuklir Korea Utara ini dalam rangka membangun persenjataan nuklir yang Kim Jong Un pandang sebagai penjamin utama pemerintahannya. Kim Jong Un juga kemungkinan akan terus menembakkan rudal berkemampuan nuklir dalam upaya menormalkan pengujian rudal Pyongyang, kata laporan Penilaian Ancaman Tahunan 2023, dikutip dari kantor berita AFP.
Korea Utara telah melakukan enam uji coba nuklir sejak 2006 dan intensitasnya terus meningkat. Uji coba nuklir terakhirnya dilakukan pada 2017. “Korea Utara mungkin sedang bersiap menguji perangkat nuklir untuk melanjutkan tujuan modernisasi militernya,” kata laporan Kantor Direktur Intelijen Nasional AS. “Kim hampir pasti memandang senjata nuklir dan ICBM sebagai penjamin utama pemerintahan otokratisnya dan tidak berniat meninggalkan program-program itu, ia percaya bahwa seiring waktu akan diterima secara internasional sebagai kekuatan nuklir,” urai laporan itu.
Laporan tersebut juga mengeklaim, Korea Utara mendanai program nuklirnya dari hasil kegiatan kriminal, termasuk pencurian mata uang kripto. “Dalam satu pencurian pada 2022, Pyongyang mencatatkan rekor pencurian 625 juta dollar AS (Rp 9,65 triliun) dari perusahaan teknologi blockchain yang berbasis di Singapura,” menurut laporan tadi. Dalam beberapa tahun terakhir, Korut menguji coba rudal antarbenua dan balistik dengan kecepatan yang semakin tinggi. Tahun lalu saja negara itu menembakkan lebih dari 60 rudal.
Dalam enam bulan terakhir, Korea Utara mengatur waktu peluncuran misilnya bertepatan dengan latihan militer gabungan AS-Korea Selatan. “Pyongyang mungkin menginginkan aliansi untuk mengurangi kecepatan dan skala latihan dengan tujuan akhir merusak kekuatan (hubungan pertahanan AS-Korea Selatan),” kata laporan Penilaian Ancaman Tahunan 2023.