Bukan lingkungan yang mengubah manusia. Tetapi manusia yang mengubah lingkungan. Ungkapan ini sering disampaikan Bupati Dr Yansen TP MSi dalam setiap kesempatan melakukan pertemuan dengan masyarakat. Hal ini pula yang ditekankan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Malinau agar seluruh masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan dan menjaga kelestarian alam disekitarnya.
Belajar dari makna tersebut, kata Kepala DLH Malinau, Frent Tomi Lukas S,Hut M.Si, bahwa manusia adalah kata kunci untuk sebuah lingkungan maka semua pihak harus memiliki kesadaran penuh terhadap pentingnya lingkungan, terutama dalam bersikap agar hutan dan alam tetap lestari. “Wilayah Malinau dengan luas sekitar 39.900 kilometer persegi terdiri dari hutan belantara yang masih virgin dengan luasan sekitar 1,3 juta hektare yang merupakan kawasan hutan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM),” terangnya.
Karena itu, sambung dia, dari kondisi kawasan hutan tersebut, dirinya menegaskan bahwa Malinau berkomitmen untuk menjaga keutuhan dan kelestarian alam ini bagi umat manusia. Semua harus menyadari akan pentingnya alam bagi seluruh masyarakat dan ke depan, alam yang masih utuh dan baik itu tetap harus terjaga dari kerusakan oleh perilaku oknum yang tidak bertanggung jawab. Perilaku konservasi harus terus dikembangkan yang mencintai lingkungan, perilaku yang bersikap menjaga lingkungan. “Lebih baik kita menjaga sepohon kayu yang sudah tumbuh daripada kita menanam,” tegasnya .
Seperti yang disampaikan Bupati Malinau Dr Yansen TP MSi dalam berbagai kesempatan, komitmen menjadikan kabupaten konservasi harus betul-betul lahir dari hati seluruh masyarakat menjaga dan melestarikan keutuhan hutan di Malinau. Sebab, posisi wilayah Kabupaten Malinau berada di posisi yang mengaliri air ke sejumlah daerah di sekitar Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Jadi bisa dibayangkan, jika pada saatnya nanti hutan di Malinau ini rusak maka bukan saja masyarakat Malinau yang merasakannya. Tetapi juga seluruh masyarakat di daerah sekitar Malinau juga merasakannya. “Saya mendapatkan informasi, dulu konon 70 tahun yang lalu masih hijau. Dari pantai, tapi, 50 tahun kemudian sudah mulai putih dan saat ini di tengah pulau kalimantan yang hijau hanya ada di titik Kabupaten Malinau,” jelas Yansen TP dalam satu kesempatan.