Thursday, November 21, 2024
HomeIndonesiaNah Loh, Ilmuwan Temukan Fakta Bunuh Diri Meningkat saat Bulan Purnama

Nah Loh, Ilmuwan Temukan Fakta Bunuh Diri Meningkat saat Bulan Purnama

Temuan itu seakan menguatkan mitos yang mengatakan bulan pernama kerap mengakibatkan perubahan aneh buat manusia. Nyatanya dari penelitian yang dilakukan oleh Indian University School of Medicine diketahui ada peningkatkan jumlah peristiwa bunuh diri saat bulan purnama terjadi. Alexander Niculescu, MD, Phd dari Indian University School of Medicine mengatakan penelitian itu dilakukan memang untuk menganalisa mitos yang berhubungan dengan bulan purnama. Mereka mengambil bunuh diri untuk melihat relasi yang terjadi pada angka kematian yang dialamim oleh pasien dengan penyakit kritis. “Kami berharap perlu adanya pengawasan secara khusus pada pasien dengan penyakit kritis terutama saat bulan purnama tiba,” harapnya. Dalam penelitiannya Alexander Niculescu dan tim mengambil data dari kantor koroner Marion County di Indiana tentang kasus bunuh diri yang terjadi dari 2012-2016. Dari data itu mereka menemukan kematian akibat bunuh diri meningkat secara signifikan selama minggu bulan purnama. Baca Juga GM ISV Resmi Jadi Kendaraan Tempur Tentara Amerika, Ini Keistimewaannya Dalam peristiwa bunuh diri itu adanya peningkatan yang lebih tinggi di kategori orang yang berusia di atas 55 tahun. Mereka juga melihat waktu hari dan bulan terjadinya bunuh diri, menemukan jam 3 sampai jam 4 sore. dan bulan September menjadi waktu puncak untuk bunuh diri. “Dari perspektif klinis dan kesehatan masyarakat, kami menemukan beberapa pesan penting yang dapat dibawa pulang dalam penelitian ini,” kata Niculescu. “Pasien berisiko tinggi mungkin harus diawasi lebih dekat pada minggu bulan purnama, pada sore hari dan mungkin bulan September,” tambahnya. Untuk menguatkan temuan itu, Alexander Niculescu dan timnya mengambil tes biomarker darah yang dilakukan tim forensik kepada korban bunuh diri. Dari tes itu mereka mengetahui kondisi kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, gangguan stres pascatrauma, dan nyeri. “Menggunakan biomarker, kami juga menemukan orang dengan gangguan penggunaan alkohol atau depresi mungkin berisiko lebih tinggi selama periode ini,” jelas Alexander Niculescu. Baca Juga Coba Mudik ala Sultan, Ini Harga Tiket Bus Double Decker Jakarta-Solo Lebih lanjut dia menganalisa peningkatan cahaya dari bulan purnama bisa menjadi penyebab meningkatnya kasus bunuh diri. Cahaya sekitar memainkan peran utama pada ritme sirkadian tubuh, yang merupakan siklus alami 24 jam yang diikuti tubuh manusia untuk mengatur kapan mereka tidur dan bangun. Cahaya bulan dapat memengaruhi orang-orang pada saat seharusnya lebih gelap. “Pengaruh cahaya sekitar dan jam tubuh pada bunuh diri perlu dipelajari lebih dekat, bersama dengan bagaimana orang tidur dan paparan cahayanya,” kata Alexander Niculescu. “Perubahan cahaya dapat memengaruhi orang yang rentan, bersamaan dengan faktor risiko lainnya.,” jelasnya lagi. Adapun dua periode puncak bunuh diri lainnya, Niculescu mengatakan puncak bunuh diri dari pukul 15.00 hingga 16.00. dapat dikaitkan dengan stresor sepanjang hari serta penurunan cahaya yang mulai terjadi hari itu, menyebabkan ekspresi gen jam sirkadian dan kortisol yang lebih rendah. Dan pada bulan September, banyak orang mengalami akhir liburan musim panas, yang dapat menyebabkan stres, serta efek gangguan afektif musiman, karena berkurangnya siang hari sepanjang tahun tersebut. Di masa depan, Alexander Niculescu berharap untuk mempelajari apakah paparan layar di malam hari berkontribusi pada peningkatan bunuh diri pada orang, terutama orang muda. “Beberapa orang tinggal di wilayah dengan bulan purnama. Ini adalah area yang benar-benar perlu kita pelajari lebih lanjut,” jelasnya.

Sumber: Sindonews

RELATED ARTICLES

TRANSLATE

Most Popular