Pep Guardiola membuka kemungkinan bagi dirinya untuk menerima tantangan baru sebagai pelatih di level internasional pada suatu hari nanti.
Manajer Manchester City tersebut telah bergelimang prestasi di level klub, memenangkan 24 trofi mayor dengan 14 di antaranya dibukukan bersama Barcelona ketika juga sukses dua kali mengangkat trofi Liga Champions.
Kesuksesannya juga berlanjut ketika menangani Bayern Munich dan sekarang The Citizens. Meski punya ambisi lain, Guardiola merasa perjalanannya di level klub belum selesai.
“Saya ingin menjadi manajer internasional dalam sebuah tim nasional. Saya menginginkan itu, ya,” ungkapnya saat menghadiri acara di University of Liverpool.
“Itu akan terjadi karena setiap tiga hari sekali saya ingin terlibat melatih tapi lebih tenang, lebih sering bermain golf, sekarang saya tak punya waktu untuk itu.”
“Cepat atau lambat itu akan terjadi, jika saya punya kesempatan bersama sebuah tim nasional, jika mereka mengetuk pintu saya.”
Menjadi seorang pelatih tim nasional terlebih dengan merasakan kultur yang berbeda adalah suatu keharusan yang dimiliki dalam perjalanan kariernya.
“Anda berpergian. Di babak akhir karier sepakbola saya dan setelah menjadi manajer. Itu menakjubkan. Saya tinggal selama enam bulan di Meksiko dan di Qatar, juga negara Timur Tengah,” lanjutnya.
“Sebagai manajer saya pernah tinggal di Jerman dan sekarang di sini [Inggris]. Saya belajar bahasa Jerman ketika sebelumnya merasa mustahil. Keluarga saya tidak bisa berbahasa Inggris dan sekarang mereka bisa.”
“Menakjubkan untuk berpergian. Saya mendorong yang lainnya untuk melakukan itu. Anda harus bergerak, saya mendorong para pemain untuk melakukan yang sama.”
“Menjadi penasaran untuk melakukan sesuatu. Karier sepakbola itu terlalu pendek untuk tidak melakukan itu. Anda bangun pada pagi hari dan berkata ‘wow, sudah berakhir’. Waktu berjalan begitu cepat.”