Forest Watch Indonesia (FWI) dan Jaringan Pemantau Independen Kehutanan (JPIK) belum lama ini meluncurkan buku ‘Deforestasi Tanpa Henti’ dan ‘SVLK: Proses Menuju Tata Kelola Bertanggung Gugat’. Sejak tiga tahun terakhir, FWI melakukan kajian di Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Maluku Utara untuk melihat tren dan penyebab langsung deforestasi.
Laju deforestasi di tiga provinsi periode 2013-2016 meningkat dibandingkan periode pemantauan sebelumnya (2009-2013), yaitu dari 146 ribu hektare/tahun menjadi hampir 240 ribu hektare/tahun. Maluku Utara, laju deforestasinya bahkan mencapai lebih dari dua kali lipat peningkatan dari 25 ribu hektare/tahun menjadi 52 ribu hektare/tahun.
Begitu juga dengan Kalimantan Timur meningkat hampir dua kali lipat, dari 84 ribu hektare/tahun menjadi 157 ribu hektare/tahun. Sementara di Sumatera Utara laju deforestasi sedikit menurun dari 37 ribu hektare/tahun menjadi 29 ribu hektare/tahun. Agung Ady, Pengkampanye FWI mengungkapkan deforestasi yang saat ini terjadi sudah mulai menyasar wilayah-wilayah yang masih memiliki hutan alam yang baik, khususnya wilayah timur Indonesia.
“Ini menjadi peringatan bagi kita bahwa sisa hutan alam yang banyak terdapat di wilayah timur Indonesia amat terancam keberadaannya. Mengingat peningkatan laju yang signifikan dan izin-izin investasi yang terus bergerak ke areal-areal yang masih berhutan lebat,”, ungkap Agung.
Hampir 50 persen atau 11,2 juta hektare daratan di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Maluku Utara dikuasai oleh korporasi-korporasi pemegang izin (HPH, HTI, perkebunan kelapa sawit, dan pertambangan). Hanya empat atau 812 ribu hektare daratan yang dialokasikan untuk masyarakat dalam berbagai bentuk perhutanan sosial (Hutan Kemasyarakatan, Hutan Tanaman Rakyat, Kemitraan Kehutanan, Hutan Desa, dan Hutan Adat).
“Selain menjadi penyebab langsung deforestasi, ketimpangan penguasaan lahan di tiga provinsi tersebut juga berdampak pada konflik sosial yang terjadi antara
perusahaan dengan masyarakat,” lanjut Agung.
FWI memaparkan, dalam tiga periode, hutan alam di Sumatera Utara, Kalimantan Timur dan Maluku Utara, telah hilang 718 ribu hektare. Setiap jamnya, 42 kali lapangan bola,hutan alam hilang di tiga provinsi tersebut.