Awal pekan ini, Menteri Pertahanan Rusia melakukan kunjungan ke Indonesia dalam interaksi pertama mereka pada tahun 2019. Perjalanan ini menyoroti beberapa kegiatan yang sedang berlangsung dalam aspek militer terkait ikatan antara Indonesia-Rusia, dan bagaimana mereka ingin mengembangkannya lebih lanjut sepanjang tahun ini dan di masa depan secara lebih umum.
Seperti yang telah saya catat sebelumnya di halaman-halaman ini, Rusia dan Indonesia telah lama memiliki hubungan pertahanan yang tampaknya terus mereka kembangkan selama ini. Walau sebagian besar perhatian cenderung difokuskan di sekitar bidang-bidang seperti pembelian senjata baru, ada juga bidang lainnya seperti pertukaran dan dialog, bersama dengan diskusi tentang transfer teknologi dan bahkan pengembangan dan produksi bersama di tengah tantangan yang masih ada.
Minggu ini, aspek pertahanan dari hubungan itu menjadi berita utama lagi, dengan kunjungan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu ke Indonesia. Shoigu sedang dalam perjalanan terjadwal pertamanya ke negara Asia Tenggara untuk tahun 2019.
Kunjungan tersebut terdiri dari serangkaian interaksi antara kedua belah pihak, termasuk pertemuan antara Shoigu dan Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu. Kunjungan itu secara umum dibingkai sebagai kesempatan bagi kedua belah pihak untuk membantu memperkuat ikatan antara kedua Kementerian Pertahanan, sebagai bagian dari upaya mereka yang lebih luas untuk meningkatkan hubungan politik dan militer tingkat tinggi.
Pertemuan antara kedua Menteri Pertahanan dan delegasi mereka ini, menyinggung berbagai aspek kolaborasi pertahanan yang ada, serta bidang-bidang yang akan datang juga. Menurut Kementerian Pertahanan Indonesia, Ryacudu menyarankan agar peningkatan kerja sama dicari di bidang-bidang seperti pertukaran informasi, pelatihan bersama, dan dialog tahunan antara kedua belah pihak, di samping kolaborasi saat ini di bidang-bidang seperti pengadaan dan kontraterorisme.
Shoigu, untuk bagiannya, membahas beberapa bidang yang dimaksudkan Rusia untuk kolaborasi di masa depan, dan juga mengundang partisipasi Indonesia dalam berbagai acara mendatang di negara ini, termasuk konferensi dan parade.
Selain masalah pertahanan, kedua belah pihak juga membahas arah masa depan dari hubungan keseluruhan mereka. Menurut TASS, Shoigu menunjukkan bahwa prioritas utama bagi kedua belah pihak adalah untuk mengimplementasikan perjanjian yang dicapai oleh kedua pemimpin tersebut pada pertemuan Sochi mereka pada Mei 2016 dan kemudian pada KTT Asia Timur pada November 2018, dan ia juga membuat referensi untuk perkembangan yang lebih luas, termasuk fakta bahwa posisi Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020, menawarkan kesempatan untuk berkolaborasi dalam isu-isu regional dan global yang lebih luas.
Tidak mengherankan, tidak banyak hal spesifik yang diungkapkan kepada publik tentang rincian yang tepat tentang bagaimana kedua pihak bertujuan untuk memperkuat hubungan pertahanan mereka pada tahun 2019 dan hingga 2020. Meskipun demikian, hubungan ini akan terus menjadi penting untuk dipantau di tengah perkembangan yang lebih luas, termasuk peringatan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Rusia pada tahun 2020, yang juga telah disorot kedua pihak pada tahun ini.
