PM Malaysia Anwar Ibrahim, menyatakan, pembangunan ibu kota baru Indonesia Nusantara di Kalimantan Timur akan menguntungkan negara bagian Kalimantan Malaysia, Sabah dan Sarawak.
Berbicara pada konferensi pers di hari kedua kunjungan resminya ke Indonesia, Anwar Ibrahim mengatakan, Malaysia berencana untuk melakukan upaya yang lebih positif dan agresif dalam pembangunan Nusantara.
Anwar Ibrahim bertemu dengan Presiden Jokowi di istana kepresidenan di Bogor, Jawa Barat selama kunjungan resmi pertamanya ke luar negeri sejak menjabat pada bulan November.
Kedua pemimpin menyaksikan penyerahan 11 letter of intent (LOI) dari Malaysia kepada Indonesia atas partisipasinya dalam pembangunan Nusantara. LOI ditandatangani oleh 10 perusahaan Malaysia.
Menurut Anwar Ibrahim, Malaysia tertarik pada pengembangan Nusantara karena memiliki kepentingan di dalamnya, mengingat kepentingan ekonomi regional ibu kota baru dan kedekatannya dengan dua negara Kalimantan.
“Kami mengambil pendekatan positif untuk menemukan cara agar pertumbuhan ibu kota negara kepulauan juga menguntungkan kawasan yang meliputi Sarawak dan Sabah,” kata Anwar.
Presiden Jokowi menyambut baik minat yang ditunjukkan oleh investor Malaysia dalam mengembangkan ibu kota baru Indonesia.
“Sebelas letter of intent telah ditandatangani oleh pihak swasta Malaysia dan diserahkan kepada New Capital Authority yang meliputi bidang-bidang seperti elektronik, kesehatan, pengelolaan limbah, konstruksi, dan properti,” kata Presiden Jokowi.
Tahap pertama pembangunan Nusantara melibatkan pembangunan istana presiden, beberapa kementerian dan infrastruktur dasar seperti jalan dan perumahan.
Fase ini dijadwalkan selesai pada 2024 sedangkan fase akhir pembangunan Nusantara ditargetkan selesai pada 100 tahun 2045.
Dalam pertemuan pada hari Senin, kedua pemimpin juga membahas isu-isu bilateral yang telah lama tertunda seperti perlindungan pekerja migran Indonesia di Malaysia, masalah demarkasi tanah dan perbatasan laut serta posisi kedua negara tentang diskriminasi terhadap kelapa sawit oleh Eropa. Persatuan.
Presiden Jokowi dan PM Malaysia juga sepakat untuk terus bekerja sama dalam memperkuat Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang tahun ini diketuai oleh Indonesia.
“Kami sepakat bahwa ASEAN harus mampu memainkan peran sentral dalam mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang damai, sejahtera, dan stabil,” kata Jokowi.
Source : Surya Lesmana