Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan Indonesia mewakili keberagaman suku yang ada. Agar terwujudnya sila ketiga yakni Persatuan Indonesia dibutuhkan harmonisasi yang dinamis.
Demikian diungkap Ketua Dewan Pembina Markas Terpadu Champion 19 Poros Nyata Laskar Kyai Ma’ruf Amin Ahmad Syauqi. “Intinya bagaimana membangun harmonisasi yang dinamis di Indonesia. Karena Indonesia bisa berjaya berkat Bhineka Tunggal Ika, saya yakin kita semua tidak ingin persaudaraan dan persatuan ini rusak,” kata Syauqi dalam keterangannya, Sabtu (22/12).
Syauqi yang juga putra Ma’ruf Amin ini menilai fenomena dunia politik di Tanah Air saat ini begitu mengerikan. Ia mengibaratkan udah banyak ditanam pohon-pohon yang beracun yang buahnya mulai banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, apalagi untuk generasi-generasi yang akan memimpin ke depan.
“Tugas kita sekarang adalah bagaimana kita harus bisa menanam pohon obatnya, ini kewajiban kita semua terutama para santri. Tapi yang paling utama adalah bagaimana kita berakhlak yang baik,” kata Syauqi.
Sementara itu, Akademisi dari Universitas Mustopo Novita Damayanti mengungkapkan, jika bicara kondisi politik saat ini terutama komunikasi politik, cukup mengkhawatirkan. Menurutnya, politik yang ada mengarah ke hal-hal yang menampilkan sisi lain dari masyarakat Indonesia yang seharusnya.
“Penelitian kami dari sisi media online, mayoritas kata-kata atau bahasa yang digunakan lebih ke arah negatif,” katanya.
Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk lebih santun dalam berpolitik. Dikatakan, jika ingin berkomunikasi sebaiknya menggunakan kata-kata yang baik.
“Kalau bicara dari sisi komunikasi politik kami akademisi ingin mengajak kita santun dalam berpolitik, dimana kita bisa menyampaikan komunikasi dengan kata-kata yang baik. Karena dalam komunikasi setiap kata memiliki makna yang berbeda, namun yang agak sulit adalah ketika kita bicara pendukung, bagaimana kita bisa mengedukasi mereka untuk tidak terpancing emosi,” kata Novita.