Saturday, July 27, 2024
HomeBeritaBeroperasi 44 Tahun, Bandara Tertua di Kalimantan Timur Ini Resmi Ditutup Bukan...

Beroperasi 44 Tahun, Bandara Tertua di Kalimantan Timur Ini Resmi Ditutup Bukan Karena Biaya, Alasannya…


Salah satu bandar udara tertua yang berlokasi di Kalimantan Timur harus tutup usia setelah beroperasi 44 tahun.

Dengan ditutupnya bandara tersebut, pemerintah pun bermaksud membangun bandar udara pengganti.

Namun, faktor penutupan operasi bandara di Kalimantan Timur ini bukanlah karena hutang ataupun biaya.

Dilansir inNalar.com dari laman kaltimprov.go.id, bandara tersebut adalah Bandar Udara Temindung yang berlokasi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.

Bandara ini resmi beroperasi sejak 24 Juli 1974 dan menjadi satu-satunya bandar udara Kalimantan Timur yang jauh dari pemukiman meski berada di ibukota.

Namun, bertambahnya penduduk yang tinggal di Kalimantan Timur menyulap bandara ini terhimpit di sempitnya pemukiman.

Bandara Temindung berlokasi tepat di jantung kota, di mana juga menjadi satu-satunya bandara perintis sekaligus tertua di ibu kota provinsi.

Penutupan resmi Bandara Temindung dilakukan bukan karena biaya, namun demi keselamatan penumpang dan penduduk sekitarnya.

Salah satunya adalah landasan pacu yang dimiliki oleh bandara ini hanya mencapai 950 meter yang diperpanjang hingga 1.160 meter.

Landasan pacu pendek membuat pesawat yang beroperasi di bandara ini harus lepas landas dan mendarat di ketinggian sangat tinggi.

Di lain sisi, bandara ini sudah dikelilingi oleh pemukiman yang padat sehingga membuat pengoperasian pesawat mengalami tingkat kesulitan tinggi.

Bandara Temindung juga kerap kali menjadi langganan banjir yang diakibatkan oleh meluapnya Sungai Karang Mumus dan curah hujan tinggi.

Oleh sebab itulah, operasional bandara tertua di Samarinda tersebut seringkali terpaksa ditutup demi keselamatan.

Kisah lain yang menjadi faktor penutup Bandara Temindung adalah pemandangan umum sepak bola yang dilakukan oleh anak-anak.

Namun, aktivitas tersebut rupanya telah diantisipasi oleh pihak bandara dengan pembekalan sirine yang akan berbunyi bila ada penerbangan.

Penutupan bandara juga dilakukan karena aktivitas yang dinilai telah melebihi kapasitas dari bandar udara itu sendiri.

Sehingga, pemerintah membangun bandara yang lebih besar dan juga menjadi salah satu pusat penerbangan di Kalimantan Timur.

Meski begitu, tidak ada yang bisa menggantikan keberadaan Bandara Temindung sebagai bandar udara tertua serta kenangan bagi penduduk Kalimantan Timur.

Sumber: Innalar

RELATED ARTICLES

TRANSLATE

Most Popular