Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) merupakan koalisi pendukung Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dengan perolehan suara yang kuat jika menggunakan basis pemilihan umum legislatif 2019.
Bila merujuk pada hasil pemilu 2019, gabungan dua partai ini bisa menjadikan koalisi mereka dengan suara terbanyak. Padahal, koalisi ini merupakan gabungan kekuatan dengan jumlah partai parlemen paling sedikit.
Kuatnya basis suara koalisi ini dipengaruhi signifikan oleh PDI-P yang mampu menguasai suara di mayoritas provinsi Indonesia. Selain itu, partai banteng hitam ini mampu membawa kemenangan 2 pilpres terakhir untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebaliknya, capres dan koalisi saingannya harus mengejar ketertinggalannya di beberapa lokasi yang dikuasai. Artinya, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto harus bekerja keras menaklukkan pendukung PDI-P.
Peta kantong kekuasaan kedua partai ini dapat tercermin dari hasil hitung suara legislatif DPR RI pada 2019 yang mencerminkan kekuatan partai secara nasional. Suara berdasarkan Daerah Pemilihan (Dapil) dan data tiap provinsi dapat menjadi gambaran jumlah suara dalam suatu wilayah yang diperebutkan.
Data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan kekuatan partai banteng berada di posisi pertama, menguasai kantong suara mencapai 19,91% atau 27,4 juta suara. Koalisinya, PPP berada di peringkat ke-9 menguasai 4,51% atau 6,2 juta suara.
PDIP tercatat menguasai suara di wilayah Banten III dengan perolehan suara mencapai 1,7 juta atau berkontribusi 6,35% dari seluruh suara perolehan. Wilayah kekuasaan PDIP dilanjutkan dengan Bali, Jawa Tengah V, Jawa Timur VI, dan Jawa Tengah IV.
Sedangkan, suara terkuat PPP datang dari dapil Jawa Timur XI dengan perolehan suara 254 ribu atau setara dengan 4,09% dari seluruh yang telah diperoleh. Titik kekuatan PPP selanjutnya terlihat pada wilayah Jawa Barat XI, Jawa Barat V, Nusa Tenggara Barat II, dan Jawa Timur VIII.
PDIP yang mengusung calon presidennya Ganjar Pranowo sebagai Mantan Gubernur Jawa Tengah, tentu memiliki basis kekuatan partai yang juga besar di wilayah tersebut. Peta kekuatan Ganjar dan partainya akan menjadi tugas besar pesaingnya untuk dapat memenangkan suara pada 2024 nanti.
Namun, perlu dicatat jika kekuatan suara partai belum tentu sejalan dengan suara pemilih pribadi sehingga suara pemilih bisa lebih besar atau kecil dari partainya jika maju pilpres mendatang. Selain itu, data menggunakan basis 2019 yang tentunya dapat berbeda pada pemilihan 2024 nanti.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sumber: CNBC Indonesia