Pemerintah Indonesia ingin memperkuat upaya pencegahan penyakit dalam rencana transformasi kesehatan guna mengoptimalkan potensi bonus demografi 2045.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan penguatan upaya pencegahan dinilai perlu untuk menindaklanjuti UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan melalui peraturan pemerintah dan usulan program-program yang dapat dijalankan hingga akhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo pada 2024.
“Terutama, karena kita sudah mau masuk puncak bonus demografi, kalau masyarakat tidak sehat, tidak pintar, kan kita akan kehilangan momentum untuk masuk menuju negara maju, untuk Indonesia Emas yang diinginkan. Jadi, infrastruktur kesehatan ini, di waktu yang tersisa ini harus dipercepat,” kata Menkes usai mengikuti rapat tertutup terkait peningkatan layanan kesehatan prioritas di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Selama rapat tersebut, ujar Menkes, pemerintah membahas upaya memperkuat kapabilitas Puskesmas, Posyandu, serta layanan kesehatan lain yang sifatnya untuk edukasi dan pencegahan.
Melalui penguatan upaya pencegahan tersebut, masyarakat didorong untuk rajin memeriksakan kondisi kesehatannya sebagai langkah awal pencegahan sejumlah penyakit kronis, seperti stroke, jantung, dan kanker.
“Itu yang harus rajin diperiksa ya darah tinggi supaya tidak stroke. Itu (menjaga tekanan darah) jangan sampai melebihi 80-120, kan tidak susah. Daripada kita kena stroke kan lebih baik minum obat kalau (ketahuan) darah tinggi. Kita usulkan standar obatnya,” kata Menkes Budi.
Selain itu, dia mengimbau masyarakat agar memantau kadar kolesterol agar tidak berujung menjadi penyakit jantung. “Atau seperti jumlah kasus diabetes kan lagi naik, cuci darah itu banyak sekali. Diabetes bisa membawa stroke, jantung, dan merusak organ-organ lainnya. Diabetes itu kan (bisa dicegah) dengan diukur gula darahnya, dikasih obat, diatur gaya hidupnya,” ujar Budi.
Melalui penguatan upaya pencegahan penyakit, Menkes Budi ingin memastikan agar sumber daya manusia Indonesia tetap sehat. “Jangan mengobati orang sakit mulu dong. Sakit kan mahal, kualitas hidupnya juga tidak baik,” kata dia.
Sumber: Antara