Namun tahukah kamu apa tempat terdingin yang ada di sistem tata surya?
Dikutip melalui laman Live Science, selain Matahari, pada dasarnya luar angka sangatlah dingin. Suhu dasarnya mencapai angka minus 270,45 derajat celsius yang membuat berbagai gerakan molekul berhenti.
Meski begitu, suhu ini tak konstan. Daerah yang disebut dengan ruang hampa disebut sebagai daerah terdingin di tata surya.
Sayangnya hal itu tak bisa diklasifikasikan dalam hal ini. Karena secara praktis di tempat itu tidak ada elemen yang bisa menyerap energi terutama yang berasal dari Matahari.
Baca juga:
Ilmuwan Ungkap Fakta Baru dari Proses Fotosintesis, Ada Jalur Distribusi Elektron Baru
Baca juga:
Jadwal Lengkap Gerhana Matahari 2023 di Seluruh Wilayah Indonesia, Cek Daerahmu!
Cara Mengukur Suhu di Tata Surya
Ian Crawford, seorang profesor ilmu planet dan astrobiologi di Birkbeck, Universitas London di Inggris menjelaskan suhu bisa diukur dengan mengamati intensitas radiasi inframerah dan gelombang mikro yang dipancarkan dari permukaan.
“Dengan tidak adanya pengukuran tersebut, suhu dapat diperkirakan berdasarkan jumlah sinar matahari yang mereka terima,” ujar Ian.
Terkait pernyataan Ian Crawford, Don Pollacco, seorang profesor astronomi di University of Warwick di Inggris Raya menambahkan bila mengukur suhu kosmik tidaklah sederhana karena manusia hanya bisa mengamati bukan berinteraksi.
Dengan demikian, untuk mengukur suhu di luar angkasa pada dasarnya hanyalah sebuah perkiraan. Para ilmuwan menghitung suhu berdasarkan asumsi dan model fisik yang digunakan.
Bila mempertimbangkan hal tersebut, mungkin menurut data tempat terdingin di tata surya adalah Pluto. Terlebih bila mengingat jaraknya yang paling jauh dari Matahari.
Tapi ternyata ada tempat yang lebih dingin dari Pluto. Tempat itu bahkan dekat dengan Bumi.
Bulan Jadi Tempat Terdingin di Tata Surya
Pada tahun 2009, Lunar Reconnaissance Orbiter, pesawat ruang angkasa robot milik NASA yang dirancang untuk membantu para ilmuwan lebih memahami kondisi di bulan, mempresentasikan data yang menunjukkan bahwa “kawah berbayang” di kutub selatan bulan bisa menjadi tempat terdingin di tata surya.
Data ini kemudian diperkuat oleh data dari mahasiswa pascasarjana Patrick O’Brien dan penasihatnya Shane Byrne, peneliti planet di University of Arizona.
Keduanya menyatakan kawah berbayang ganda di Bulan tidak mendapat sinar Matahari secara langsung tetapi juga sumber pemanas sekunder.
Sumber pemanas sekunder adalah radiasi dari Matahari yang dipantulkan dari area yang diterangi-nya dan digabungkan dengan radiasi termal.
Kawah itu memiliki tebing yang cukup tinggi sehingga sinar Matahari tidak mencapai dasar kawah tersebut. Sehingga suhunya sangatlah dingin.
Menurut Patrick dan Shane, suhu di kawah ini bisa mencapai angka minus 248,15 celsius dan bisa menjadi lebih dingin.
Bila dibandingkan dengan suhu rata-rata permukaan Pluto yang berjumlah minus 232,75 celsius tentu kawah bayangan ganda di Bulan menjadi juaranya.
Satu tempat lain yang menjadi kandidat lokasi terdingin di tata surya adalah awan Oort. Awan tersebut seperti cangkang ruang es yang terletak jauh di luar orbit Neptunus.
NASA menganggap awan Oort merupakan wilayah terjauh dari tata surya kita tetapi terkadang juga dianggap bagian “di luar” tata surya. Untuk itu Awan Oort didefinisikan sebagai batas antara tata surya dan ruang antar bintang.
Universitas Northwestern di Illinois menjelaskan suhu di awan Oort bisa sedingin minus 268,15 C, yang jauh lebih dingin daripada suhu yang ditemukan di bulan kita.
Namun, jika kita tidak memasukkan awan Oort, tempat terdingin di tata surya kawah berbayang ganda di Bulan adalah pemenangnya.
Sumber: Detik