Friday, April 19, 2024
HomeBeritaBenarkah Stres Bisa Memicu GERD? Ini Faktanya...

Benarkah Stres Bisa Memicu GERD? Ini Faktanya…

Jakarta, – Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah suatu kondisi ketika asam lambung mengalir naik kembali ke kerongkongan sehingga menyebabkan sensasi perih dan panas terbakar pada tulang dada (heartburn). Nyeri yang ditimbulkan oleh GERD sering kali membuat aktivitas sehari-hari terganggu.

Banyak orang berasumsi bahwa salah satu pemicu terjadinya GERD adalah stres ketika menghadapi situasi tertentu. Lantas, benarkah asumsi tersebut?

Melansir dari Harvard Medical School, stres emosional pada seseorang dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperburuk GERD. Ketika stres terjadi, besar kemungkinan terjadinya penurunan fungsi otot sfingter esofagus bagian bawah. Otot sfingter esofagus adalah penghubung antara lambung dan kerongkongan.

Namun, dilansir dari Healthline, Rabu (26/10/2022), sebuah studi yang dipublikasikan American Journal of Gastroenterology pada 1993 menunjukkan, orang dengan GERD yang mengalami stres dilaporkan mengalami gejala yang menyakitkan, tetapi tidak ada yang menunjukkan peningkatan asam lambung. Selain itu, studi lain yang dipublikasikan Gastroenterology pada 2008 juga menunjukkan hasil yang sama.

Healthline menyebutkan bahwa hubungan antara stres dan GERD masih menjadi perdebatan. Saat ini, sebagian besar ilmuwan percaya bahwa kondisi stres membuat tubuh jadi lebih sensitif. Bila stres terjadi, kinerja otak yang berpengaruh bisa mengubah reseptor rasa sakit sehingga tubuh bisa lebih sensitif terhadap peningkatan kadar asam lambung.

Jika demikian, bagaimanakah cara mengatasi GERD yang kambuh akibat stres?

Terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk meredam stres agar GERD tidak kambuh, yaitu melakukan olahraga ringan; menghindari makanan penyebab asam lambung naik, seperti makanan pedas dan asam; tidur yang cukup; melakukan relaksasi; mencari hiburan; hingga bermain dengan hewan yang disukai.

RELATED ARTICLES

TRANSLATE

Most Popular