Thursday, November 14, 2024
HomeBeritaSpesies Palem Langka Ditemukan di Kalimantan

Spesies Palem Langka Ditemukan di Kalimantan


Tim peneliti menemukan spesies palem langka yang berbunga di bawah tanah di sebuah wilayah Kalimantan. Temuan ini sekaligus menjadi bukti terkait adanya berbagai tumbuhan menarik yang tersembunyi di bawah tanah dan belum banyak dieksplorasi oleh para peneliti.

Temuan spesies palem langka di Kalimantan tersebut dilaporkan dalam sebuah studi terbaru dari tim peneliti di Royal Botanic Gardens (RBG) Kew, Inggris, bersama peneliti asal Indonesia dan Malaysia. Laporan lengkap studi ini telah diterbitkan dalam jurnal PALMS, Journal of the International Palm Society, dengan komentar tambahan di Plants, People, Planet.

Dalam studi ini, peneliti telah menggambarkan satu-satunya anggota keluarga palem (Arecaceae) yang diketahui berbunga dan berbuah hampir seluruhnya di bawah tanah. Melihat karakteristik yang tidak biasa, peneliti kemudian menamai spesies tersebut dengan Pinanga subterranea yang berasal dari kata Latin dengan arti ”bawah tanah”. Pinanga subterraneabergabung dengan lebih dari 2.500 spesies palem yang setengahnya diperkirakan terancam punah.

Palem langka ini merupakan tumbuhan endemik Kalimantan. Masyarakat lokal telah mengenal tumbuhan ini dan kerap memakan buahnya yang berwarna merah cerah dengan rasa manis serta berair itu. Namun, sampai saat ini tumbuhan tersebut kurang mendapat perhatian para peneliti meskipun 300 spesies palem telah dideskripsikan di Kalimantan.

Menurut tim peneliti internasional, Pinanga subterranea dapat ditemukan tersebar di seluruh hutan hujan primer Kalimantan bagian barat yang melintasi garis negara bagian dari Sarawak di Malaysia hingga Kalimantan di Indonesia. Sebelum dideskripsikan secara ilmiah, tanaman ini dikenal dalam setidaknya tiga bahasa Kalimantan dengan nama pinang tanah, pinang pipit, muring pelandok, dan tudong pelandok.

Future Leader Fellow di RBG Kew, Benedikt Kuhnhauser, mengatakan, tim kemungkinan akan salah mengira spesies palem baru yang menarik tersebut tanpa petunjuk dari Paul Chai yang merupakan peneliti dari Malaysia. Bahkan, peneliti juga akan memperkirakan spesies ini sebagai bibit kelapa sawit biasa saja dan akan mengabaikannya.

Sepintas, spesies ini tampak seperti tumbuhan muda dari palem biasa lainnya di hutan hujan Kalimantan. Bibit kelapa sawit seringkali berserakan di dasar hutan di hutan hujan tropis dan sangat sulit untuk diidentifikasi, bahkan oleh ahli botani terkemuka. Akibatnya, spesies ini cenderung diabaikan dalam survei botani.

”Kami telah menjelaskan secara ilmiah kasus geoflori yang sangat langka, yaitu pembungaan di bawah tanah dan contoh pertama yang diketahui dari jenisnya di seluruh keluarga palem. Ini benar-benar penemuan sekali seumur hidup,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (27/6/2023).

Penelitian ini adalah pengingat bahwa kita perlu terus berinvestasi dalam koleksi taksonomi dan ahli tanaman generasi berikutnya untuk memungkinkan penemuan serupa yang mencengangkan di masa depan.

Menurut Kuhnhauser, mengidentifikasi Pinanga subterranea sebagai sesuatu yang baru dalam ilmu pengetahuan tidak akan mungkin terjadi tanpa referensi ekstensif koleksi palem di lembaga botani di Indonesia, Malaysia, dan di Kew. Ini juga didukung dengan keahlian tim peneliti selama puluhan tahun dalam mengumpulkan dan mengidentifikasi palem.

”Penelitian ini adalah pengingat bahwa kita perlu terus berinvestasi dalam koleksi taksonomi dan ahli tanaman generasi berikutnya untuk memungkinkan penemuan serupa yang mencengangkan di masa depan. Masih banyak yang harus ditemukan tentang alam kita yang semakin terancam,” ujarnya.

Penelitian sebelumnya

Dalam penelitian terpisah, peneliti asal Indonesia, Agusti Randi, juga telah menemukan beberapa spesimen palem di sebuah hutan di Kalimantan Barat pada tahun 2017. Spesies tersebut ditemukan setelah digali oleh babi hutan. Sementara tumbuhan lainnya diperkirakan telah dimakan atau dihancurkan oleh babi hutan.

<i>Pinanga subterranea</i>
ARSIP RANDI AGUSTIPinanga subterranea

”Saat itu, saya menemukan beberapa buah matang dengan warna merah cerah mencolok tergeletak di tanah. Saya perhatikan banyak tanah di sekitar batang palem ini yang digali oleh babi hutan untuk mencari buah yang ada di bawah tanah. Kotoran mereka juga berserakan di genangan air dengan benih yang terkandung di dalamnya,” katanya.

Baca juga: Peneliti Temukan Tumbuhan Endemik Papua di Area Kerja Freeport

Meski telah mendapat petunjuk dari Paul Chai, peneliti tetap harus menunjukkan kebaruan spesies tersebut. Saat ini tercatat lebih dari 140 spesies palem dalam genus Pinanga dan sebagian besar berukuran kecil atau palem tegak yang dapat ditemukan di sepanjang lapisan bawah hutan. Lebih dari 100 spesies ini ada di Asia Tenggara dan Kalimantan adalah pusat keanekaragamannya.

Membedakan Pinanga subterranea sebagai kebaruan asli membutuhkan studi yang cermat oleh Randi sebagai seorang ahli Pinanga. Ia dengan hati-hati membandingkan spesimen palem ini dengan semua spesies Kalimantan lainnya yang diketahui dari genus untuk membangun kasus penamaan spesies sebagai ilmu pengetahuan baru.

Sumber: Kompas

RELATED ARTICLES

TRANSLATE

Most Popular